Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan
keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi
|
yang
terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan laporan keuangan memiliki
|
keterbatasan,
antara lain:
|
1.
|
Bersifat
historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.
|
2.
|
Bersifat
umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya
|
informasi
khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung
|
dipenuhi
semata-mata dari laporan keuangan saja.
|
3.
|
Tidak
luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
|
4.
|
Hanya
melaporkan informasi yang material.
|
5.
Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat
beberapa
|
kemungkinan
yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternatif
|
yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling kecil.
|
6.
|
Lebih
menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan
|
realitas
ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas).
|
7.
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
|
menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan
|
antar-bank.
|
D. Metode Pencatatan Transaksi Mata Uang Asing
|
1.
|
Transaksi
dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan
|
kurs
laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu kurs tengah
yang
|
merupakan
rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 WIB
|
setiap
hari.
|
2.
|
Dalam
melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode yang
|
dapat
digunakan yaitu:
|
a.
|
single
currency (satu jenis mata uang);
|
b.
|
multi
currency (lebih dari satu jenis
mata uang).
|
3.
Pengertian dan karakteristik:
|
a.
|
Single
currency adalah pencatatan
transaksi mata uang asing dengan membukukan
|
langsung
ke dalam mata uang dasar (base currency) yang digunakan yaitu mata
|
uang
rupiah/Indonesian Rupiah (IDR).
|
Karakteristik
dari single currency adalah sebagai berikut:
|
1)
|
neraca
yang diterbitkan hanya dalam mata uang rupiah;
|
2)
|
saldo
rekening dalam mata uang asing dicatat secara extracomptable;
|
3)
|
penjurnalan
tidak menggunakan pos rekening perantara mata uang asing;
|
4)
|
penjabaran
(revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan langsung per
|
rekening
yang bersangkutan.
|
b.
|
Multi
currency adalah pencatatan
transaksi mata uang asing dengan membukukan
|
langsung
ke dalam mata uang asing asal (original currency) yang digunakan pada
|
transaksi
tersebut.
|
Karakteristik
dari multi currency adalah sebagai berikut:
|
neraca
dapat diterbitkan dalam setiap mata uang asing asal (original currency)
|
yang
digunakan;
|
2)
|
untuk
mengetahui posisi keuangan gabungan seluruh mata uang, diterbitkan
|
neraca
dalam base currency;
|
3)
|
penjurnalan
menggunakan pos rekening perantara; dan
|
4)
|
penjabaran
(revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan melalui
|
rekening
perantara mata uang asing. Penjabaran ekuivalen rupiah dari
|
rekening-rekening
tersebut hanya dilakukan dalam rangka pelaporan neraca.
|
4.
|
Pencatatan
biaya dan pendapatan mata uang asing dilakukan sebagai berikut:
|
a.
Jika menggunakan single currency
|
Seluruh
biaya dan pendapatan mata uang asing dicatat dalam Rupiah.
|
b.
Jika menggunakan multi currency
|
1)
|
Seluruh
biaya dan pendapatan mata uang asing dicatat dalam mata uang
|
asal.
|
2)
|
Agar
saldo biaya dan pendapatan mata uang asing tidak menimbulkan selisih
|
kurs
revaluasi maka pada setiap akhir hari, saldo rekening biaya dan pendapatan
|
mata
uang asing tersebut dipindahbukukan ke rekening biaya dan pendapatan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar